Joko Sasmito – Penemu Biochip Kedokteran

Ilmu pengetahuan mampu menjelaskan hal-hal yang semula dianggap tak mungkin menjadi mungkin. Melalui ilmu pengetahuan pula Joko Sasmito berhasil menciptakan biochip, yang dalam perkembangannya sangat bermanfaat bagi dunia kedokteran. Semua berawal dari Siklus Kaifa.

Sejumlah produk teknologi yang bermanfaat untuk kesehatan telah dibuatnya bersama kelima anaknya. Alat-alat ini antara lain pengetes gelombang otak, pengetes emosi diri, pengetes penyakit kanker getah bening dan kanker hati, magnetic resonance imaging (MRI), alat pemeriksa saraf, otot, dan jantung, serta modem.

Produk yang disebut terakhir ini belakangan direncanakan untuk diproduksi dalam jumlah lebih banyak. Produk ini sendiri merupakan hasil penelitian selama delapan tahun oleh keluarga Joko bersama sejumlah tetangga yang tergabung dalam santri Isiteks (Islam Teknologi dan Seni) di Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Penemuan-penemuan teknologi di bidang kedokteran ini sebenarnya bukanlah tujuan awal Joko. Mantan Dosen Kimia di Universitas Gadjah Mada ini bersama sejumlah santri semula bermaksud menciptakan alat-alat elektronik mini yang dapat menghemat ruang.

Dalam perkembangan kegiatan penelitiannya, Joko malah lebih dulu berhasil menciptakan biochip sebagai alat pengetes kesehatan tubuh, yang sangat bermanfaat di bidang kedokteran, serta biochip sebagai alat terapi.

Biochip adalah benda organik sebagai materi inti. Ramuan dari sari hewan dan tumbuhan ini diracik hingga menjadi hanya seberat kurang dari satu gram, lalu dilekatkan pada lempengan kecil kawat, dan disambungkan oleh media penghantar berupa lembaran-lembaran kabel. Alat ini berbeda dengan biochip-biochip lain yang, meski juga dibuat sebagai hasil teknologi, bahan utamanya dari anorganik.

Pada setiap kegiatan pengecekan dan terapi kesehatan terhadap pasien-pasiennya, Joko mentransfer materi inti pengobatan ini lewat gelombang (udara maupun listrik), disalurkan ke tubuh penderita.

Hantaran energi melalui gelombang ini pada tahap berikutnya, memampukan Joko mengobati pasien secara jarak jauh. Dengan menggunakan telepon biasa ataupun seluler, pengobatan yang berpusat dalam sistem komputer di rumahnya akan dihantar masuk ke pasien melalui gelombang.

”Saya berpikir bahwa ilmu dapat dimanfaatkan seluas-luasnya. Dan, bentuk pengobatan ini sangat dapat dijelaskan secara ilmiah,” tuturnya.

Empat dalil
Kita mungkin akan tak percaya bagaimana terapi biochip yang ditransfer lewat gelombang bisa menyembuhkan seseorang. Namun, Joko dapat menjelaskan secara ilmiah atas setiap produk temuannya.

Teori Siklus Kaifa menjadi dasar untuk setiap penemuan ini. Siklus ini mengacu pada salah satu ayat dalam sebuah surat di Al Quran. Ayat ini diterjemahkan menjadi empat dalil, yaitu adaptasi, filter, kecocokan, dan nilai integrasi. Setiap uji coba yang dilakukannya melalui empat dalil tersebut dan akhirnya menghasilkan karya chip non-bio. Namun, dalam perkembangannya, dia mengkreasikan chip dengan racikan bahan-bahan organik.

Tujuan Joko adalah supaya racikan bahan biochip ini tidak dapat ditiru tanpa harus dipatenkan. Kelebihan biochip ini adalah memiliki kepekaan lebih tinggi dalam mendeteksi suatu penyakit.

Joko mendidik lima anaknya untuk menjadi peneliti sekaligus penemu di bidang iptek meski mereka harus keluar dari sekolah formal. Ida Saraswati (23), anak pertama, kini telah membuat banyak perangkat lunak atau software dan Dika Sistrandari (21), Agus Siklawida (16) serta Tifa Siklawati (11) sebagai pembuat komponen data atau hardware. Adapun kemampuan membuat biochip diturunkan kepada anak ketiganya, Sikla Estiningsih (19).

Menurut Joko, merupakan pergumulan besar saat harus memberi pilihan bagi anak-anaknya untuk bersekolah formal atau belajar padanya. Saat anak-anak ini memutuskan untuk belajar pada Joko dan keluar dari sekolah masing-masing, tumbuh kesadaran akan konsekuensi bahwa kelimanya takkan memiliki ijazah pendidikan. ”Memang ada konsekuensi atas setiap pilihan,” tutur Sikla, anak ketiga.

Saat Kompas berkunjung kedua kalinya, sekira pertengahan bulan Januari, Joko tengah sibuk mengurusi salah seorang pasiennya yang sakit kritis. Hasil identifikasi biochip yang terpampang lewat komputer menunjukkan pasien tersebut mengidap penyakit kanker hati.

Komputer lainnya dipakai mendeteksi gerak jantung yang melambat, juga melalui biochip. Lalu, sebuah biochip lagi dipasang untuk menurunkan tingkat entropi (kerentaan fungsi organ). ”Kalau sudah kondisi darurat, kami harus gerak cepat menolong pasien,” tuturnya. (Irma Tambunan, Kompas, 27 Januari 2006)

Posted on April 1, 2009, in BioChip. Bookmark the permalink. 18 Comments.

  1. Yang benar adalah Djaka Sasmita, saya masih ingat bagaimana pak Djaka dulu mencoret huruf “o” pada nama beliau sebagai dosen pembimbing saya. Terus saya ucapkan terima kasih atas infonya.

  2. Saya punya pengalaman berobat ke pak Djaka Sasmita. Ketika anak saya lidahnya robek (tergigit giginya) akibat jatuh sangat keras. Saya sudah ke RS (lidah dijahit), tetapi jahitan lepas sebelum lidahnya nyambung. Dokter menyarankan untuk dijahit kembali, namun krn saya gak tega anak saya dibius dan dijahit kembali akhirnya saya dan suami membawanya ke Imogiri, Yogja. Disana anak saya diterapi nuklir sebanyak 2 kali dalam kurun waktu 4 hari (2 hari 1x terapi). Setelah saya pulang ke Jkt, selang 1 hari tiba-tiba saya lihat daging baru yang tumbuh diantara lidah yang robek tsb. Dalam hitungan jam daging terus bertumbuh sampai robekan lidah menyambung. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah.

  3. Sayangnya rumah saya jauh. saya pengen berobat ke Pak Djaka. Tapi tiap telpon nggak nyambung nyambung. Katanya bisa menerima telpon jam 05.00 – 06.00. Tapi nggak bisa. Nomornya 0274-367517. Jika anda ada jalan keluar tolong kirimi email saya di kgogro@yahoo.com.
    Terima kasih sebelumnya. Saya Bekas mahasiswa bimbingannya.

  4. alamat dimana ya…..?

  5. Yth. Bapak Joko Sasmito
    Saya mempunyai anak autis 6 tahun, apakah dapat dilakukan pemeriksaan melalui biochip, untuk mengetahui ketidaknormalan otak atau organ yang lain, apakah dapat diterapi dengan biochip tsb?
    Selanjutnya kami mohon alamat lengkap Bapak Joko Sasmito dan nomor telepon di Imogiri ? demikian terima kasih atas informasinya.

  6. Tetangga saya, jari jempol kaki kanannya putus tergencet gear spd motor. Setelah potongannya ketemu, potongan jempol tsbt dicuci alkohol 70% dan disambungkanlagi pakai terapi nuklear (copy ekspresi DNA dari jempol yang kiri). Alhmdulihah dengan bebrapa terapi jempol tersebut menyambung sempurnya. Bagian bawah jempol yang tersambung terlihat sempurna tanpa ada jaringan ikat. Silakan datang ke Imogiri untuk membuktikan hal tersebut. Si pasien masih aktif terapi untuk penyakit yang lain sampai sekarang

  7. Mau tanya , untuk pengeroposan tulang belakang akibat terjatuh pada masa lampau pa bsa di terapi ya pak? terima kasih.

  8. Assalamualeykum, , , please yang tau alamat n kontaknya beritahu kami dari sumatra ingin berobat

  9. anak saya menderita cerebral palsy dari lahir, bawaan kejang-kejang dan gerak motorik tidak sempurna, sampai sekarang belum bisa berjalan dan usianya 4 tahun. apakah anak saya bisa diterapi dengan bapak..

  10. Pak Djaka, apakah ada terapi yang baoak teliti untuk anak down syndrome?

  11. bisa minta email taw kontak nya tidak?

  12. yth : pak joko sasmito
    Saya mempunyai kakak yang terkena kanker ovarium, setahun yang lalu sudah diopersi dengan Dr. Obgyn oncology di Medan dan sudah dikemotherapy 6 kali, Namun sebulan yang lalu di diagnosa timbul lagi dan sudah di operasi. Namun untuk kemo lagi kakak saya sudah tidak kuat. mohon dapat diinformasikan alamatnya yang lengkap. berhubung kami berdomisili di Medan

    • Pak Djaka Sasmita, No.HP 081328195614, tahun 2008 kami pernah minta bimbingan beliau, saat itu untuk belajar dengan beliau syarat minimal harus lulus S3 dulu.

  13. Yth. Pak Joko Sasmito
    Sore ini dilakukan operasi lidah keponakan saya yg berumur 2 tahun,
    celaka karena jatuh dari tangga.
    mohon alamat tempat pengobatan biochip bapak

  14. alhamdulillah saya sudah 2 kali therapi hasilnya MENAKJUBKAN….. info praktek beliau adalah hari senin, rabu, kamis sabtu jam 13.00 s/d 15.00. Kalau mau konsultasi, langsung saja jamaah sholat fardu bersama beliau, baru bisa ketemu. rasanya kalau telp gak mugkin bisa terlayani, langsung saja datang !!

  15. Pak Djaka adik saya sakit diabetes gula darahnya sampai 526,dan dia tinggal di jawa Timur,bagaimana caranya bisa berobat pada Bapak,terima kasih…

  16. pernah ngobrol sama beliau “Doktor Djaka Samita”, dari obrolan tersebut kami jadi tertarik untuk belajar
    ilmu teori temuan beliau yaitu “siklus kaifa” karena ilmu beliau bersumber dari AL-QUR’AN,
    berhubung syarat belajar minimal harus mahasiswa lulusan S3, makanya kami hanya minta sedikit petunjuk dari beliau.
    sementara kami hanya ikut tes gratis DNA dan terapi ditempat beliau. (tes DNA tercepat di dunia saat ini setengah jam dengan biaya tidak sedikit,
    ditempat beliau tes DNA gratis mengetahui peluang kelainan/penyakit hanya kurang dari setengah menit), wallohu a’lam.
    ALAMAT BELIAU……
    beliau punya dua tempat,
    pertama rumah beliau dekat wisata pemakaman raja jawa imogiri, bantul, Jogja,
    apabila sudah sampai tempat wisata pemakaman raja, tanya saja orang sekitar “rumah pak djaka sasmita”
    rumah beliau memang disekitar / didekat tempat parkir mobil “wisata pemakaman raja” imogiri.
    dirumah tersebut ada tulisan jadwal praktek terapi gelombang dan tertulis biayanya. kalo tidak salah senin, rabu, sabtu (13:00-15:00WIB).

    kedua, sebelum memasuki area parkir wisata, ada gang kiri jalan masuk sekitar 100meter, ada semacam bangunan belum jadi
    yang rencana untuk pondok tapi memang belum dilanjutkan, sekarang digunakan mushola terbuka,
    di dekat mushola tersebut ada rumah yang digunakan sebagai tempat “laptop” untuk mendaftar sendiri menulis nama,
    kemudian nanti muncul nomor, misal “1009”, setelah itu bagi yang muslim bisa ikut jama’ah sholat dhuhur,
    di tiang bangunan ada semacam lempengan aluminium”biochip” untuk absensi, dari anggota tubuh (tangan atau jari) ditempelkan sambil
    ucapkan nomer misal”1009″, maka data DNA akan dikodekan ke laptop tadi, setelah itu tunggu waktu dhuhur, biasanya pak ustadz Dr.Djaka
    sebagai imamnya. setelah sholat ada instruksi “terapi akan dimulai”, maka sebagian anggota tubuh (kaki) harap diletakkan dengan grounding.
    kurang lebih 20menit akan selesai, kemudian lihat hasilnya di laptop semacam kode kode genetika, akan terdeteksi kode kode genetika tubuh,
    kemungkinan kemungkinan penyakit dalam tubuh yang masih lemah (dalam arti belum muncul efek penyakit tersebut).

    Dari dua tempat tersebut, tempat pertama rumah beliau sebagai tempat terapi yang bayar dengan pilihan dosis efektivitas daya gelombang yang bervariasi.
    (kalo tidak salah 1 dosis harganya Rp.800.000), dosis bukan seperti obat, karena terapinya cuma ditempeli lempengan logam dsb kemudian diterapi
    dengan gelombang dari biochip dengan dosis (tingkat intensitas/besarnya) daya gelombang tersebut.
    kemudian tempat kedua mushola (bangunan belum jadi) sebagai tempat tes DNA gratis dan terapi gratis dengan dosis yang berbeda.

    beliau terbuka konsultasi teknologi asalkan dari akedemis, kalo kepingin beliau menjadi pembimbing maka syarat minimal lulusan S3 dulu.

    semoga bermanfaat.
    terimakasih.

Leave a reply to ahmad Cancel reply